Arsitektur tradisional suku bangsa Simalungun
Agus Budi WibowoDari hasil penelitian arkeoiogis yang telah dilaksanakan terharlap semua peninggalan arsitektur tradisional di wilayah nusantara, dapat diketahui bahwa berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bangunan profan seperti rumah tempat tinggal dan bangunan sakral/suci seperti rumah adat, bangunan tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada bangunan-bangunan profan umumnya banyak yang sudah mengalami perubahan-perubahan karena dibuat dengan bahan/material yang kurang kuat, sedangkan bangunan-bangunan yang bersifat sakral biasanya dibuat dengan bahan/material yang lebih kuat dan tahan lama, serta sedikit mengalami perubahan, karena adanya keyakinan akan kesucian (Suantika, 2005: 8-11).
Buku kecil ini akan membahas tentang:
a. Bangunan Rumah Tempat Tinggal
b. Bangunan Tempat Musyawarah (Balai Bolon)
c. Bangunan Tempat Istirahat
d. Bangunan Tempat Penginapan dan Penyimpanan Kuda (Jambur)
e. Bangunan Pos Penjagaan (Balai Buttu)
f. Bangunan Tempat Tinggal Panglima Kerajaan (Jabu Jungga)
g. Bangunan Tempat Menyimpan Padi/Lumbung Padi (Hobon)
h. Bangunan Tempat Menumbuk Padi (Rumah Losung)
i. Bangunan Kuburan
j. Bangunan Peribadatan
dari arsitektur tradisional suku bangsa Simalungun yang berdomisili di Simalungun, Sumatera Utara.